March 17, 2012

Senyum Tak Hanya Sekedar Ini... ":)"

Kemarin saya membaca sebuah blog dari seorang dosen yang sekarang belajar di University of  Wollongong, NSW, Australia. Ada satu tulisan dari beliau yang membuat saya tertarik yaitu mengenai efek keberadaan media sosial disekitar kita. Bukan bermaksud mengutip tapi saya hanya ingin menyampaikan pesannya secara lebih luas. Pesan yang menurut saya sudah seharusnya kita  sampaikan ditengah terpaan gelombang "modern" saat ini.

Tak jarang disuatu tempat seperti pemberhentian bus, kita menemukan orang-orang yang intens sekali dengan gadget (semisal smartphone) yang ada dihadapannya. Keberadaan smartphone tesebut membuat mereka seakan lupa memperhatikan keberadan oranglain yang ada disekitar mereka. Kedigdayaan era internet telah mebuat kita tidak memperhatikan lingkungan lagi, kita sibuk dengan teman-teman di twitter atau facebook, sementara kita melupakan keberadan orang yang ada disekitar kita yang memang butuh untuk disapa dari pada teman-teman social network kita. Tulisan ini bukan untuk menegur orang lain, tapi untuk menegur saya sendiri sebenarnya.

Saya teringat saat saya hendak berangkat ke tempat saudara saya, di shelter bus transjakarta di daerah Kampung Melayu saya juga mengambil inisiatif mengabaikan orang-orang disekitar saya saat itu dan memusatkan perhatian pada android gadget yang ada dihadapan saya saat itu. Kemudian saya tersadar dan memperhatikan sekeliling, dan ternyata fakta yang saya temukan hampir semua orang melakukan hal yang sama. Hanya terdapat beberapa anak sekolah yang berkelompok di sudut ruangan sambil bercengkrama, mengingatkan saya pada rangers juga pada akhirnya..

Bosan dengan suasana seperti ini, saya beranikan diri untuk menyapa seorang ibu. Tahukah anda ternyata ibu ini sedang mengalami kesulitan dengan kain gendongan anaknya, singkat cerita sayapun membantu si ibu tersebut. Saat ditanya hendak kemana, beliau mengatakan hendak pergi ke suatu tempat namun malah berdiri di tempat tunggu rute lain karena tidak begitu memperhatikan arah. Setelah menunjukkan tempat yang benar saya berpikir, jika saja saya tadi tetap asyik dengan gadget saya, mungkin saat itu beliau sudah terlanjur naik bus yang salah dan harus putar arah lagi dalam sesaknya penumpang transjakarta arah keluar kota dengan anak yang berada dalam gendongan. Sungguh tidak tega membayangkannya.

Social networking memang sangat berguna untuk membangun link dengan teman-teman yang ada di tempat lain yang sulit kita jangkau. Tapi ingatkah kita bahwa ada orang yang harus disapa pertama kali, yaitu orang-orang disekeliling kita yang butuh suara dan senyuman kita. Kita dan mereka butuh senyuman yang asli, kata-kata semangat yang keluar langsung dari mulut kita. Bukan hanya sekedar "tanda tanya" dan "kurung kanan" yang seringkali saya buat untuk teman-teman saya. Sekali lagi bukan untuk menegur orang lain, tapi justru menegur diri saya sendiri. Kita butuh lebih dari sekedar ":)" untuk menggambarkan bahagia kita saat berinteraksi dengan orang lain. Dan seperti yang sering saya pribadi rasakan, kita butuh suara mereka, butuh perasaan mereka.

No comments:

Post a Comment