Kemarin saya membaca sebuah blog dari seorang dosen yang sekarang belajar di
University of Wollongong,
NSW, Australia.
Ada satu tulisan dari beliau yang
membuat saya tertarik yaitu mengenai efek keberadaan media sosial disekitar
kita. Bukan bermaksud mengutip tapi saya hanya ingin menyampaikan pesannya
secara lebih luas. Pesan yang menurut saya sudah seharusnya kita
sampaikan ditengah terpaan gelombang "modern" saat ini.
Tak jarang disuatu tempat seperti pemberhentian bus, kita menemukan
orang-orang yang intens sekali dengan
gadget (semisal smartphone) yang ada dihadapannya. Keberadaan smartphone tesebut membuat mereka seakan lupa memperhatikan
keberadan oranglain yang ada disekitar mereka. Kedigdayaan era internet telah
mebuat kita tidak memperhatikan lingkungan lagi, kita sibuk dengan teman-teman
di twitter atau facebook, sementara kita melupakan keberadan orang yang ada
disekitar kita yang memang butuh untuk disapa dari pada teman-teman social network kita. Tulisan ini bukan
untuk menegur orang lain, tapi untuk menegur saya sendiri sebenarnya.
Saya teringat saat saya hendak berangkat ke tempat saudara saya, di shelter bus transjakarta di daerah Kampung
Melayu saya juga mengambil inisiatif mengabaikan orang-orang disekitar saya
saat itu dan memusatkan perhatian pada android
gadget yang ada dihadapan saya saat itu. Kemudian saya tersadar dan
memperhatikan sekeliling, dan ternyata fakta yang saya temukan hampir semua
orang melakukan hal yang sama. Hanya terdapat beberapa anak sekolah yang
berkelompok di sudut ruangan sambil bercengkrama, mengingatkan saya pada rangers juga pada akhirnya..
Bosan dengan suasana seperti ini, saya beranikan diri untuk menyapa seorang
ibu. Tahukah anda ternyata ibu ini sedang mengalami kesulitan dengan kain
gendongan anaknya, singkat cerita sayapun membantu si ibu tersebut. Saat
ditanya hendak kemana, beliau mengatakan hendak pergi ke suatu tempat namun
malah berdiri di tempat tunggu rute lain karena tidak begitu memperhatikan
arah. Setelah menunjukkan tempat yang benar saya berpikir, jika saja saya tadi
tetap asyik dengan gadget saya,
mungkin saat itu beliau sudah terlanjur naik bus yang salah dan harus putar
arah lagi dalam sesaknya penumpang transjakarta arah keluar kota
dengan anak yang berada dalam gendongan. Sungguh tidak tega membayangkannya.
Social networking memang
sangat berguna untuk membangun link
dengan teman-teman yang ada di tempat lain yang sulit kita jangkau. Tapi
ingatkah kita bahwa ada orang yang harus disapa pertama kali, yaitu orang-orang
disekeliling kita yang butuh suara dan senyuman kita. Kita dan mereka butuh
senyuman yang asli, kata-kata semangat yang keluar langsung dari mulut kita.
Bukan hanya sekedar "tanda tanya" dan "kurung kanan" yang
seringkali saya buat untuk teman-teman saya. Sekali lagi bukan untuk menegur
orang lain, tapi justru menegur diri saya sendiri. Kita butuh lebih dari
sekedar ":)" untuk menggambarkan bahagia kita saat berinteraksi
dengan orang lain. Dan seperti yang sering saya pribadi rasakan, kita butuh
suara mereka, butuh perasaan mereka.
No comments:
Post a Comment